Olahraga hoki masuk ke Indonesia dilakukan oleh orang-orang Inggris dan Belanda. Peminatnya memang masih terbatas di kalangan mahasiswa, orang-orang Inggris, Belanda dan keturunan bangsa India. Pelopor hoki di kalangan bangsa Indonesia ialah pelajar-pelajar sekolah Guru Lembang di Bandung Hollandsch Inlandsche Kweekschool (HIK) sekitar tahun 1932 yang aktif mengadakan pertandingan-pertandingan di Jawa dan Sumatera.

Ketika organisasi-organisasi olahraga di tanah air tumbuh setelah diproklamasikan kemerdekaan RI, tahun 1954 atas prakarsa berbagai tokoh olahraga, yaitu Yusuf Ismail, Padmo Sumasto dan S. Asikin, didirikan top organisasi bernama Persatuan Hoki Seluruh Indonesia, disingkat PHSI. Kemudian, pada tahun 1956 PHSI diterima menajdi anggota FIH dalam kongresnya di Melbourne, bertepatan dengan diselenggarakannya Olimpiade di Australia. Waktu itu, PHSI diwakili oleh Eddy Osman. Sejak saat itu terbukalah kesempatan bagi Indonesia mengikuti turnamen-turnamen di luar negeri.

Selanjutnya, dalam sejarah perhokian di Indonesia peranan PON sangat besar artinya, karena sejak PON ke II tahun 1951 hoki sudah dimasukkan dalam acara sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan dalam setiap Pekan Olahraga Nasional setiap empat tahun sekali.

Berturut-turut, data peserta cabang hoki dalam tiap PON adalah sebagai berikut : PON II tahun 1951 diikuti 5 daerah, PON III 1953 (6 daerah), PON IV 1957 (7 daerah), PON V 1961 (6 daerah).